DIPONEGORO
Chairil
Anwar
Dimasa
pembangunan ini => Makna
denotatif
Tuan
hidup kembali => Makna konotatif ( Semangat Diponegoro )
Dan
bara kagum menjadi api =>
Makna konotatif ( Semangat yang dulu padam menjadi berkobar )
Di
depan sekali tuan menanti => Makna konotatif ( Tanpa rasa ragu
atau bimbang )
Tak
gentar ! Lawan banyaknya seratus kali => Majas hiperbola
Pedang di kanan =>
Makna konotatif ( Tidak hanya dengan cara militer )
Keris di kiri => Makna
konotatif ( Kekuatan rakyat atau tradisi )
Maju … => Makna denotatif
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
=> Majas tautologi
Kepercayaan tanda menyerbu => Makna konotatif ( Mengandalkan
kepercayaan )
Sekali
berarti Makna konotatif (
Hidup akan berharga jika memiliki arti meski
hanya 1 kali )
Sudah itu mati
Maju
… => Makna denotatif
Bagimu negeri => Makna
denotatif
Menyediakan
api => Makna konotatif ( Semangat yang tinggi )
Punah
di atas menghamba => Makna konotatif ( Mengabdi untuk negeri )
Binasa di
atas ditindas => Makna konotatif ( Gugur dalam tangan penjajah
)
Sesungguhnya jalan
ajal baru tercapai => Makna
konotatif (Merdeka sebelum gugur)
Jika hidup harus
merasai => Makna konotatif (
Memperjuangkan kemerdekaan )
Maju
… Serbu … Serang … Terjang … => Makna
denotatif
Þ Parafrase
:
Semangat Diponegoro di zaman sekarang
menjadi berkobar tanpa mengenal rasa takut untuk melawan musuh. Membawa senjata
yang tidak hanya militer (modern) tetapi juga kekuatan rakyat (tradisi),
sehingga hanya kepercayaan dan semangat kesetiakawanan yang diandalkan. Hidup
akan lebih berharga jika memiliki arti meski hanya diberikan 1 kali. Berjuang
untuk tanah air dengan semangat dan tekat patriot membela bangsa.
Þ Unsur
Instrinsik Puisi Diponegoro
1. Tema : Semangat perjuangan
Diponegoro.
2. Rasa
dan nada : Semangat.
3. Diksi
: Makna konotasi dan
denotasi.
4. Majas
: Tautologi dan hiperbola.
5. Amanat
: Kita sebagai generasi
muda di zaman sekarang
hendaklah bersemangat tanpa mengenal lelah
dalam mengerjakan berbagai hal.